Selamat datang di blog saya Get Gifs at CodemySpace.com

Hyuna (4minute) - Bubble Pop! Mp3
Musicaddict.com

Kamis, 16 Februari 2012

Konsep Diri

A.     Pengertian Konsep diri
Konsep diri (self consept) merupakan suatu bagian yang penting dalam setiap pembicaraan tentang kepribadian manusia. Konsep diri merupakan sifat yang unik pada manusia, sehingga dapat digunakan untuk membedakan manusia dari makhluk hidup lainnya. Para ahli psikologi kepribadian berusaha menjelaskan sifat dan fungsi dari konsep diri, sehingga terdapat beberapa pengertian.
Konsep diri seseorang dinyatakan melalui sikap dirinya yang merupakan aktualisasi orang tersebut. Manusia sebagai organisme yang memiliki dorongan untuk berkembang yang pada akhirnya menyebabkan ia sadar akan keberadaan dirinya. Perkembangan yang berlangsung tersebut kemudian membantu pembentukan konsep diri individu yang bersangkutan.
Perasaan individu bahwa ia tidak mempunyai kemampuan yang ia miliki. Padahal segala keberhasilan banyak bergantung kepada cara individu memandang kualitas kemampuan yang dimiliki. Pandangan dan sikap negatif terhadap kualitas kemampuan yang dimiliki mengakibatkan individu memandang seluruh tugas sebagai suatu hal yang sulit untuk diselesaikan.
Sebaliknya pandangan positif terhadap kualitas kemampuan yang dimiliki mengakibatkan seseorang individu memandang seluruh tugas sebagai suatu hal yang mudah untuk diselesaikan. Konsep diri terbentuk dan dapat berubah karena interaksi dengan lingkungannya.
Beberapa ahli merumuskan definisi konsep diri, menurut Burns (1993:vi) konsep diri adalah suatu gambaran campuran dari apa yang kita pikirkan orang-orang lain berpendapat, mengenai diri kita, dan seperti apa diri kita yang kita inginkan. Konsep diri adalah pandangan individu mengenai siapa diri individu, dan itu bisa diperoleh lewat informasi yang diberikan lewat informasi yang diberikan orang lain pada diri individu (Mulyana, 2000:7).
Pendapat tersebut dapat diartikan bahwa konsep diri yang dimiliki individu dapat diketahui lewat informasi, pendapat, penilaian atau evaliasi dari orang lain mengenai dirinya. Individu akan mengetahui dirinya cantik, pandai, atau ramah jika ada informasi dari orang lain mengenai dirinya.
Sebaliknya individu tidak tahu bagaimana ia dihadapkan orang lain tanpa ada informasi atau masukan dari lingkungan maupun orang lain. Dalam kehidupan sehari-hari secara tidak langsung individu telah menilai dirinya sendiri. Penilaian terhadap diri sendiri itu meliputi watak dirinya, orang lain dapat menghargai dirinya atau tidak, dirinya termasuk orang yang berpenampilan menarik, cantik atau tidak.
Seperti yang dikemukakan Hurlock (1990:58) memberikan pengertian tentang konsep diri sebagai gambaran yang dimiliki orang tentang dirinya. Konsep diri ini merupakan gabungan dari keyakinan yang dimiliki individu tentang mereka sendiri yang meliputi karakteristik fisik, psikologis, sosial, emosional, aspirasi dan prestasi.
Menurut William D. Brooks bahwa pengertian konsep diri adalah pandangan dan perasaan kita tentang diri kita (Rakhmat, 2005:105). Sedangkan Centi (1993:9) mengemukakan konsep diri (self-concept) tidak lain tidak bukan adalah gagasan tentang diri sendiri, konsep diri terdiri dari bagaimana kita melihat diri sendiri sebagai pribadi, bagaimana kita merasa tentang diri sendiri, dan bagaimana kita menginginkan diri sendiri menjadi manusia sebagaimana kita harapkan.
Konsep dirididefinisikan secara umum sebagai keyakinan, pandangan atau penilaian seseorang, perasaan dan pemikiran individu terhadap dirinya yang meliputi kemampuan, karakter, maupun sikap yang dimiliki individu (Rini, 2002:http:/www.e-psikologi.com/dewa/160502.htm).
Konsep diri merupakan penentu sikap individu dalam bertingkah laku, artinya apabila individu cenderung berpikir akan berhasil, maka hal ini merupakan kekuatan atau dorongan yang akan membuat individu menuju kesuksesan. Sebaliknya jika individu berpikir akan gagal, maka hal ini sama saja mempersiapkan kegagalan bagi dirinya.
Dari beberapa pendapat dari para ahli di atas maka dapat disimpulkan bahwa pengertian konsep diri adalah cara pandang secara menyeluruh tentang dirinya, yang meliputi kemampuan yang dimiliki, perasaan yang dialami, kondisi fisik dirinya maupun lingkungan terdekatnya.


B.     Perkembangan Konsep Diri

Konsep diri bukan merupakan faktor bawaan atau herediter. Konsep diri merupakan faktor bentukan dari pengalaman individu selama proses perkembangan dirinya menjadi dewasa. Proses pembentukan tidak terjadi dalam waktu singkat melainkan melalui proses interaksi secara berkesinambungan. Burns (1979) menyatakan bahwa konsep diri berkembang terus sepanjang hidup manusia, namun pada tahap tertentu, perkembangan konsep diri mulai berjalan dalam tempo yang lebih lambat. Secara bertahap individu akan mengalami sensasi dari badannya dan lingkungannya, dan individu akan mulai dapat membedakan keduanya.
Lebih lanjut Cooley (dalam Partosuwido, 1992) menyatakan bahwa konsep diri terbentuk berdasarkan proses belajar tentang nilai-nilai, sikap, peran, dan identitas dalam hubungan interaksi simbolis antara dirinya dan berbagai kelompok primer, misalnya keluarga. Hubungan tatap muka dalam kelompok primer tersebut mampu memberikan umpan balik kepada individu tentang bagaimana penilaian orang lain terhadap dirinya. Dan dalam proses perkembangannya, konsep diri individu dipengaruhi dan sekaligus terdistorsi oleh penilaian dari orang lain (Sarason, 1972). Dengan demikian bisa dikatakan bahwa proses pertumbuhan dan perkembangan individu menuju kedewasaan sangat dipengaruhi oleh lingkungan asuhnya karena seseorang belajar dari lingkungannya.
C.    Fungsi Konsep Diri Remaja
Felker D. (1974) mengemukakan tiga fungsi utama konsep diri, yaitu sebagai berikut:
1.      konsep diri sebagai pemeliharaan konsistensi internal (self concept as maintainer of innerconsistency)
2.      konsep diri sebagai interprestasi dari pengalaman  (selft concept as an interpretation of experience)
3.      konsep diri sebagai suatu kumpulan harapan-harapan (selft concept as set of expectation)




D.    Konsep Diri Remaja yang Sehat
McCandels mengemukakan dengan rinci mengenai konsep diri remaja yang sehat sebagai berikut:
1.      Tepat dan Sama
Artinya konsep diri remaja itu tepat dan sama dengan kenyataan yang ada pada diri remaja itu sendiri, misalnya seorang remaja merasa dirinya mampu berprestasi di sekolah, kenyataannya remaja tersebut berprestasi disekolah.
2.      Fleksibel
Konsep diri yang sehat ditandai dengan kefleksibelan atau keluwesan remaja dapat menjalankan peranannya di masyarakat. Contoh remaja bisa memerankan peran siswa disekolah dan juga bisa memerankan sebagai kakak maupun adek ketika dirumah.
3.      Kontrol diri
Remaja yang memiliki konsep diri yang sehat mampu mengatur dirinya sesuai dengan standar bertingkah laku yang telah menjadi miliknya sendiri, bukan diatur oleh keharusan-keharusan orang lain.

E.     Konsep Diri dan Karier
Karier yang dipilih seorang erat kaitannya dengan tingkat aspirasi dan pilihan kariri remaja. Remaja dengan konsep diri sehat memiliki aspirasi yang tinggi tentang jabatan hyang ingin dicapainya. Mereka ingin memiliki karier dengan tuntutannya kemampuan tinggi seperti dosen yang berkualitas, manajer atau pimpinan. Remaja dengan konsep diri tinggi memilih jabatan yang mempunyai status sosial yang tinggi, penghasilan yang tinggi, dan penuh dengan tantangan. Mereka tertarik untuk menjadi pimpinan, bukan untuk menjadi pekerja atau bawahan.
F.     Konsep Diri dan Prestasi di sekolah
Hubungan konsep diri dan prestasi disekolah menurut Morison dan Thomson (1973); Lecky (dalam Nylor, 1972) sebagai berikut:
1.      Banyak peneliti yang membuktikan hubungan positif yang kuat antara konsep diri dan prestasi sekolah. Siswa remaja yang memiliki konsep diri positif menampilkan prestasi yang baik disekolah.atau siswa remaja yang berprestasi tinggi di sekolah memilki penilaian diri yang tinggi dan juga menunujukkan antar pribadi (baik dengan guru maupun teman sebayanya) yang positif.
2.      Pentingnya situasi sekolah yang mengembangkan konsep diri positif individu siswa, yaitu memungkinkan,meraka mendapatkan penghargaan, sokongan dan pengakuan dari guru-guru dan teman-teman mereka.

G.    Konsep Diri Penyesuaian sosial
Konsep diri besar pengaruhnya terhadap penyesuaian sosial siswa yaitu sebagai berikut:
1.      Siswa yang memiliki konsep diri tinggi menampakkan hubungan sosial siswa yang lebih baik daripada siswa yang memiliki konsep diri rendah.
2.      Individu siswa yang memiliki konsep diri rendah lebih mudah terserang kritikan atau penolakan daripada siswa yang memiliki konsep diri tinggi.
3.      Individu siswa dengan konsep diri tinggi mudah dan sukses dalam melibatkan diri dalam berbagai aktifitas sosial,misalnya dalam membina hubunag sosial heteroseksualdab dalam perkawinan, siswa-siswa seperti ini tidak mampu bersaing dalam bidang akademik maupun dalam kariernya nanti.
4.      Individu siswa dengan konsep diri tinggi merupakan siswapopuler dan dalam kegiatan kelompok mereka sangat berhasil, karena berani berpendapat, ide-ide yang cepat muncul dan tidak takut dikritik  oleh orang lain.
H.    Konsep Diri dan Kenakalan Remaja
Remaja nakal yang cenderung menghayati diri mereka sebagaimana orang lain yang memandang mereka. Jika mereka selalu disebut sebagai anak malas, tidak sopan, masa bodoh, dan banyak lagi label buruk yang ditampakkan kepada mereka, maka mereka berpendapat bahwa diri mereka tidak dinginkan oleh orang lain. Oleh karena itu mereka mencari pertahanan diri dengan bertigkah laku sombong, bermusuhan, merusak,dan tidak mampu mengontrol diri melakukan kejahatan karean kecewa.
I.       Upaya Orang Tua dan Guru dalam Menunjang Perkembangan Konsep Diri Remaja.
1.      Peran lingkungan Keluarga
Situasi sosial-emosional dalam keluarga yang hangat dapat dilihat dari orang tua yang suka menonjolkan aspek aspek positif dari remaja dan meredam kelemahan-kelamahan mereka, memberikan kesempatan menyatakan diri baik dalam bentuk ide maupun hasil karya atau ketrampilan dan memberikan penghargaan. Lingkungan keluarga seperti ini menjahui sikap suka mencela menghina maupun menghukum remaja mereka.
2.      Lingkungan sekolah
a.       Memberikan penguatan (reinforcement) dan menciptakan situasi belajar yang memberikan kesempatan bagi siswa memperoleh penguatan.
b.      Memberikan sokongan dan menciptakan situasi yang menyebabkan keputusan atau kegiatan siswa tersokong dan disetujui.
c.       Selalu berfikir positif tentang penampilan, prestasi belajar dan permaslahan siswa.
d.      Menciptakan situasi yang memungkinkan siswa merasa sukses melalui pengalaman belajar yang sukses yaitu belajar dengan siswa aktif.
e.       Mengahargai usaha siswa melebihi hasil, bukan memberikan penghargaan dari apa yang bukan hasil mereka.
f.       Berusah mengembangkan bakat dan ketrampilan para siswa, sehingga mereka meras berguna dan berarti.
g.      Suka menyokong dan memberikan penghargaan bukan mencela dan menyalahkan.
h.      Tidak suka bahkan tidak ingin memberikan penilaian sebelum siswanya memahami dan menguasai berbagai konsep yang diajarkan.
i.        Hubungan sosial guru dan siswa yang hangat, bukan mengkritik, mencela atau menghukum.
j.        Lingkunag sekolah membuat program penampilan-penampilan fisikyang lebih menarik untu remaja pria maupun wanita.
k.      Lingkungan sekolah yang menimbulkan perasaan sukses dalam diri setiap siswa dem\ngan berbagai cara.
l.        Berfikir positif dalam menilai penampilan fisik dan psikis siswa.
m.    Lingkunngan sekolah dapat melakukan terapi psikologis, yaitu membicarakan secara rasional perasaan mereka tentang diri merekadan menghancurkan irrational-believe mereka tentang diri mereka sendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar